Senin, 02 Agustus 2010

Peserta Workshop sedang mencoba salah satu tool KIE   
JUBI-Minimnya materi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) untuk digunakan diwilayah pegunungan Papua telah mendorong Medecins du Monde Papua, Stop Aids Now! dan Foker LSM Papua untuk menyusun sebuah Toolkits KIE yang difokuskan penggunaannya pada masyarakat di wilayah Kabupaten Puncak Jaya.


"Materi KIE yang beredar di wilayah pegunungan kebanyakan didapat dari Jayapura atau wilayah lainnya yang terkadang tidak sesuai dengan konteks sosial budaya lokal." ujar Diarni Rupang, dalam acara workshop dan sosialisasi Modul KIE tentang HIV/AIDS dan Hak Perempuan yang diselenggarakan oleh Foker LSM Papua di hotel Mutiara, 2-3 Februari 2001.
Konsultan yang bekerja untuk proyek penyusunan toolkits KIE yang disosialisasikan tersebut menambahkan bahwa kondisi ini menyebabkan masyarakat di wilayah pegunungan tidak merasa terwakili oleh media KIE tersebut yang berujung pada ketidakpedulian atau ketidakpahaman terhadap isi dari media KIE yang disampaikan.

Kondisi ini dibenarkan oleh beberapa peserta workshop yang berasal dari Wamena dan Puncak Jaya.
"Kami memang menggunakan bahan-bahan penyuluhan yang didapatkan dari pihak lain. Tapi kami mengalami kesulitan dalam menyampaikan isi bahan-bahan penyuluhan tersebut kepada masyarakat. Karena selain bahasanya terlalu formal, beberapa bahasa yang digunakan juga tidak ada dalam kosakata bahasa kami." ujar Yoram Yogobi, Direktur Yukemdi, sebuah LSM yang bekerja di wilayah pegunungan.

Sementara Izak Kipka, Koordinator Yakpesmi meyebutkan mahalnya biaya produksi untuk membuat media KIE yang sangat sederhana sekalipun, adalah penyebab lain yang membuat aktivis HIV/AIDS di wilayah pegunungan terpaksa menggunakan media KIE yang tidak sesuai dengan konteks sosial budaya mereka.
"Kami tinggal menyesuaikan atau mengadaptasinya dalam konteks bahasa lokal diwilayah kerja kami saja."ujar Izak mengenai strategi mereka menyampaikan informasi yang berkaitan dengan pencegahan HIV/AIDS.

Menurut Victor Mambor, Kordinator Stop AIDS Now! Tanah Papua, toolkits yang disusun oleh Foker LSM Papua, MdM dan Stop Aids Now! ini memang agak berbeda dengan materi KIE lainnya. Terutama dalam proses penyusunannya.
"Jika kita perhatikan, materi KIE yang selama ini digunakan adalah bagian yang terpisah dari penyuluh yang menggunakan materi tersebut. Para penyuluh atau Peer Educator (PE) sama sekali tidak terlibat dalam penyusunan materi KIE tersebut. Namun dalam penyusunan materi toolkits yang kami buat ini, para PE terlibat aktif dalam penyusunannya. Mereka merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari toolkits yang saat ini sedang disosialisasikan kepada mitra-mitra SAN! Disini, sebuah proses diagnosis sosial budaya terus dijalankan, baik sejak awal riset hingga saat modul digunakan." ujar Victor Mambor.

Lanjut Victor, pihaknya mengharapkan proses yang dilakukan dalam penyusunan toolkits tersebut bisa diadaptasi oleh pihak-pihak lainnya agar hasilnya bisa sesuai dengan konteks sosial budaya lokal.

"Hasil dalam bentuk apapun memang penting, namun proses menuju hasil tersebut adalah bagian penting lainnya yang sering dilupakan." ujarnya. (Ronald Manufandu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar